[Self Reminder]
Terkadang…Sedikit saja kita diberi nikmat ilmu oleh-Nya, sudah setinggi langit kesombongan membumbung. Kadang tak sadar nikmat itu pun pemberian semata. Terkadang, sedikit saja ilmu kita ditambah-Nya, sudah terlihat rendah sekali orang lain dari mata kita.
Sedikit saja ditambah hafalan kita, sudah membuncah angan-angan kita seolah sudah habis ilmu tuk dihafal. Baru saja pulang meneguk ilmu di taman surga, sombongnya bukan main seolah lupa masih ada lautan ilmu yang belum kita selami.
Perlulah kita sering melihat ke atas. Kepada ulama yang ilmu kita belum sampai seujung kukunya. Kepada tholibul ilmi semangatnya bahkan ribuan kali dari semangat kita.
Sering saya lihat lelaki paruh baya yang hampir pasti saya lihat dalam setiap pengajian yang kebetulan saya hadir di sana. Kakinya tak utuh, berjalan dengan alat bantu, namun semangatnya luar biasa. Bahkan mungkin ketika saya tidak hadir suatu kajian, dia mungkin hadir di sana. Datang ke kajian dengan sepeda motor yang diubah agar bisa digunakan olehnya.
Ada lagi seorang yang masih sangat muda dan mualaf. Kabar yang terdengar dia sudah hafal lima belas juz. Sungguh tak disangka jika kita hanya melihat “kulitnya”.
Lain lagi sebuah kisah di sebuah kajian, saya lirik orang di sebelah kiri saya yang sibuk mencatat faedah-faedah ilmu dari sang ustadz. Saya pun mencatat, tapi bedanya dia mencatat dengan bahasa arab 😀
Lalu, di sebuah kelas Bahasa Arab, pernah terlihat siswa berusia hampir tujuh puluh tahun. Ya, tujuh puluh tahun, dan masih terlihat sangat bersemangat.
Lain waktu, dalam sebuah kajian seorang ustadz, saya pernah tegur sapa dengan seseorang yang datang dari Kediri hanya untuk mendatangi kajian tersebut.
Oh iya..tak lupa juga seorang pengumpul sampah yang bersemangat sekali mempelajari huruf demi huruf, kata demi kata serta kaidah demi kaidah di sebuah kelas bahasa arab.
Melihat itu..
masihkah kesombongan kita muncul hanya karena kita baru saja pulang dari kajian, padahal terkadang lupa apa faedah yang didapat?
masih kah kita sombongkan hafalan kita? Bahkan andai tiga puluh juz sudah kita hafal, berapa ribu hadits yang masih berserakan untuk dihafal? Sudahkah kita hafal itu semua?
masihkah kita sombongkan bahasa arab kita yang masih sejengkal ini?
masihkah kita sombongkan diri kita, padahal tak jarang kita mencari-cari alasan untuk tidak belajar?
masihkah kita berjumawa, sedangkan kita masih sering mencari-cari udzur untuk tidak mendatangi ilmu yang kadang tak lebih dari sepuluh kilometer dari rumah kita?
Apalah kita ini…
Masih sejengkal, sudah jumawa. Baru sehasta, sudah berbangga-bangga. Baru selangkah, sudah berleha-leha.
Perjalanan masih panjang, saudaraku. Habislah waktu kita jika hanya sibuk berbangga-bangga.
Lautan ilmu masih terlalu luas jika dibandingkan setetes ilmu di dalam diri kita.
“Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim).